Berita Terkini

Pola Kerja Sama dengan BP Jamsostek, Pemkab Barru Studi Banding ke Mamuju

MAMUJU--Pemerintah Daerah Kabupaten Barru betandang ke BP Jamsostek Provinsi Sulawesi Barat, Kamis 27 Agustus 2020. Kunjungannya hari itu dalam agenda studi banding untuk mematangkan rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Barru melindungi seluruh penyelenggara Pilkada tingkat ad hoc yang ada di sana. Selain ke BP Jamsostek Sulawesi Barat, Pemerinah Daerah Kabupaten Barru juga banyak mencari referensi dari KPU Kabupaten Mamuju. Komisioner KPU Mamuju, Hasdaris yang menghadiri pertemuan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dengan BP Jamsostek Sulawesi Barat itu mengatakan, terdapat sejumlah poin yang menjadi catatan penting bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dalam merealisasikan rencananya tersebut. "Kami di KPU Mamuju kan sudah pernah menandatangani MoU dengan BP Jamsostek untuk melindungi para petugas ad hoc di Pemilu 2019 yang lalu. Nah, Pemkab Barru ini juga ingin melakukannya. Makanya mereka bertandang ke sini," ucap Hasdaris. Menurut Hasdaris, KPU Kabupaten Barru sudah tak punya ruang lagi untuk merealisasikan kerja sama dengan pihak BP Jamsostek. Pemerinah Daerah Kabupaten Barru yang kemudian berinisiatif untuk merintis kerja sama tersebut untuk melindungi seluruh penyelenggara ad hoc di Pilkada Barru tahun ini. "Makanya kami juga ikut dalam pertemuan itu. Sebab, kami punya pengalaman dalam hal kerja sama dengan BP Jamsostek," demikian Hasdaris, Komisioner KPU Mamuju divisi hukum dan pengawasan itu. (*)  

Pemerhati Demokrasi Mamuju Temui Komisioner KPU, Ini yang Dibincang

MAMUJU--Komisioner KPU Mamuju, Ahmad Amran Nur menerima kunjungan sejumlah pemuda pemerhati demokrasi Kabupaten Mamuju, Kamis 20 Agustus 2020. Pemerhati demokrasi Mamuju yang menamakan dirinya cerita dermokrasi tersebut bertandang ke sekretariat KPU Kabupaten Mamuju untuk agenda diskusi tentang rencana pelaksanaan Pilkada Fest 2020. Haeril Amril dalam keterangannya menjelaskan, Pilkada Fest merupakan upaya memberi edukasi politik kepada masyarakat utamanya di jelang pelaksanaan Pilkada serentak 9 Desember 2020 ini. Menurut dia, Pilkada Fest yang rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, diharapkan menjadi sarana pendidikan politik sekaligus hiburan kepada seluruh lapisan masyarakat. "Kita rencananya di September atau Oktober ini. Di Pilkada Fest itu akan ada diskusi publik, pameran, sajian data seputar pelaksanaan Pilkada dan Pemilu, serta hiburan. Substansinya adalah bagaimana memberi pendidikan politik kepada masyarakat utamanya di jelang Pilkada ini," tutur Haeril dalam pemaparannya. Jika tak ada aral melintang, atrium Mall Matos Mamuju bakal jadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. "Sasaran utamanya jelas kaum milenial. Karena kita semua tahu, jumlah generasi milenial di pelaksanaan Pilkada tahun ini itu sangat besar. Semua serba akademis, menyajikan data yang faktual, serta dibalut hiburan yang menarik. Biar tidak tegang," sambung dia. Sementara itu, Ahmad Amran Nur mengaku mengapresiasi rencana pelaksanaan Pilkada Fest tersebut. Menurut dia, agenda tersebut secara tidak langsung juga akan sangat membantu kerja-kerja KPU utamanya dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini. "Pada prinsipnya kami sepakat. Ini jelas akan sangat membantu agenda sosialisasi di KPU. Termasuk bagaimana proses edukasi politik itu benar-benar bisa diwujudkan," sebut Komisioner KPU Mamuju divisi Sosialisasi, Parmas dan SDM itu. "Mestinya generasi muda di Mamuju mencontoh semangat dari teman-teman pegiat demokrasi ini. Biar pelaksanaan Pilkada di Mamuju benar-benar sukses," pungkas Ahmad Amran Nur. Dikutip dari akun You Tube miliknua, cerita demokrasi adalah gerakan milenials terhadap kondisi mutakhir demokrasi politik dan demokrasi ekonomi di Indonesia. Bertekad memberi kontribusi, dengan mengidentifikasi setiap persoalan dan menjawabnya melalui gerakan kongkret. (*)

KPU Siapkan Penghargaan untuk PPDP Terbaik

MAMUJU--Proses Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data untuk Kabupaten Mamuju telah 100 Persen selesai. 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju masing-masing telah menunjukkan progres Coklit yang menggembirakan. Komisioner KPU Mamuju, Asriani mengapresiasi kerja-kerja penyelenggara di tingkat Kecamatan, Desa hingga para Pemutgas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP). Terlebih karena prosesnya bisa tuntas sebelum deadline waktu yang telah ditentukan. "Kami tentu mengapresiasi atas kerja-kerja para penyelenggara kami di lapangan. Mereka telah mampu menyelesaikan tahap ini sebelum waktu yang ditentukan," ujar Asriani, Rabu 12 Agustus 2020. KPU Mamuju, sambung Asriani, bakal memberi penghargaan khusus bagi penyelenggara di berbagai level yang dianggap mampu menyelesaikan proses Coklit ini. Tentu dengan menjadikan kualitas data pemilih sebagai salah satu indikatornya. "Dua Kecamatan yang paling cepat menyelesaikan rekap data Coklit dari PPDP. Yakni Tapalang Barat utuk kategori jumlah pemilihnya sedikit diantara lima Kecamatan lainnya. Serta Kecamatan Papalang yang jumlah pemilihnya terbilang tinggi di antara enam Kecamatan lainnya," sebut Asriani, Komisioner KPU Mamuju divisi perencanaan, data dan informasi itu. "Penghargaan juga kami berikan kepada PPDP terbaik untuk masing-masing Kecamatan," sambung dia. Tuntas dengan Pencoklitan, KPU selanjutnya bakal melakukan penyusunan DPHP yang selanjutnya disebut Daftar Pemilih Sementara (DPS). Dimulai dari penyusunan DPHP 7-29 Agustus 2020, rekapitulasi DPHP di 30 Agustus-1 September 2020, pengumuman dan tanggapan terhadap DPS pada tanggal 19-28 September 2020, perbaikan DPS di 29 SEptember-3 Oktober 2020, rekapitulasi DPS hasil perbaikan pada tanggal 4-6 Oktober serta pengumuman DPT oleh PPS di tanggal 28 Oktober-6 Desember 2020. Sementara itu, Hamdan Dangkang menambahkan, meski kerja-kerja PPDP di lapangan telah selesai, bukan berarti proses pemutakhiran data pemilih juga ikut terhenti. Kata dia, masih ada sejumlah proses yang mesti dilalui sebelum KPU menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT). "Proses pemutakhiran ini kan sampai 16 Oktober 2020. Sampai di tanggal itu, masih bisa terjadi perubahan data. Apakah bertambah atau berkurang. Makanya di sisi lain juga masyarakat diminta untuk proaktif dalam mengecek. Hasil Coklit oleh PPDP ini kan nanti akan kita umumkan juga ke masyarakat. Nah bagi siapa saja yang belum terdaftar atau mungkin data tersebut masih perlu diperbaiki, hingga 16 Oktober itu masih sangat dimungkinkan. Bisa dengan datang langsung ke KPU, atau ke kantor kecamatan, luras atau ke kantor desa," simpul Hamdang Dangkang, pria yang Ketua KPU Kabupaten Mamuju itu. (*)

Jarang Pakai Seragam Karena Medan yang Berat

MAMUJU--Namanya Nasir. Pria paruh baya yang diamanahi tugas sebagai Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di Dusun Lempo, Desa Tadui, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. Aktif bekerja sebagai PPDP sejak tahapan pemutakhiran data pemilih Pilkada tahun 2020 dimulai pada 15 Juli 2020 yang lalu, Nasir kini menyisakan sedikit pekerjaan sebelum ia benar-benar tuntas dengan tanggung jawabnya itu. Dusun Lempo, tempat Nasir berdomisili itu jauh dari pusat aktivitas Desa Tadui. Jika hendak ke sana, medan yang berat mesti dilalui. Kondisi jalan yang didominasi batu cadas, serta sempitnya jalur, bikin waktu 1 jam lebih waktu yang dihabuskan untuk menuju lokasi itu via motor bebek yang telah dimodifikasi. Ditemui dalam agenda monitoring dan evaluasi Kinerja PPDP akhir pekan kemarin, Nasir mengaku hanya mampu melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit) data di tujuh sampai delapan rumah dalam sehari. Terbilang sedikit, jika dibandingkan dengan aktivitas Coklit oleh PPDP yang bertugas di wilayah perkotaan. "Bagaimana mau banyak Pak. Saya hanya bisa mendatangi rumah warga itu kalau pagi sebelum jam 8. Karena kalau sudah di atas jam 8 pagi, warga sudah pergi ke kebunnya. Kalau siang, nanti bisa Coklit kalau waktu makan siang. Sama malam, itu pun cuma sampai jam 8 atau jam 9 malam, karena kalau di atas jam begitu, warga sudah tidur semua," urai Nasir, pria asli Barru yang sejak tahun 2010 telah berdomisili di Lempo, Tadui itu. Kondisi geografis dusun Lempo memang didominasi oleh dataran tinggi, berbukit. Jarak antara rumah satu dengan rumah yang lainnya di lokasi itu cukup jauh. Bahkan ada yang sampai terpisah satu Kilometer bahkan lebih. Hampir semua penduduk Lempo berprofesi sebagai petani. Karena beratnya medan yang mesti dihadapi Nasir itu hingga ia tak lagi sempat untuk menggunakan atribut PPDP saat melakoni tugas Pencoklitan ke rumah-rumah warga. Buktinya, saat agenda monitoring dan evaluasi tersebut, tampak Nasir baru mengambil atribut PPDP-nya dari dalam lemari. "Bagaimana mau pakai seragam, kondisi medan yang saya hadapi seperti ini. Tidak mungkin saya mau pakai kaos PPDP lengan panjang warna putih seperti ini, sementara rumah yang mau saya datangi rata-rata di atas gunung. Jaraknya jauh lagi. Pasti kotor kalau saya pakai itu. Jadi memang jarak saya pakai," urai Nasir. Hanya ada satu TPS di dusun Lempo itu. Dari pengakuan Nasir, jumlah pemilih di TPS tersebut tak sampai 100 orang. Ia optimis target Coklit yang dibebankan kepadanya akan selesai sebelum tahap pemutakhiran data pemilih selesai di tanggal 13 Agustus 2020. "Selesai ji Pak. Karena sisa berapa rumah lagi ini saya mau datangi," tutup Nasir. (*)

Sosialisasikan Coklit Data Pemilih, KPU Sasar Radio dan Televisi

MAMUJU--Memantau langsung jalannya tahapan pemutakhiran data pemilih di masing-masing wilayah jadi hal yang wajib dilakukan oleh KPU di masa pencoklitan saat ini. Selain itu, memaksimalkan peran media massa termasuk radio dan televisi juga jadi hal yang ditempuh KPU utamanya dalam mensosialisasikan tahapan pemutakhiran data pemilih Pilkada tahun 2020 ini. Komisioner KPU Mamuju, Asriani menjelaskan, selain di media cetak, online dan ragam platform sosial media lainnya, pihaknya juga menyasar radio dan televisi sebagai wadah untuk terus menyuarakan tahapan pemutakhiran data pemilih ini. Menurutnya, langkah tersebut juga sangat penting untuk dimaksimalkan, utamanya di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga mereda. "Kami bekerja sama dengan beberapa stasiun radio dan televisi yang ada di Mamuju untuk mensosialisasikan pencoklitan kini. Harapannya, seluruh lapisan masyarakat bisa mengetahui serta ikut berpartisipasi dalam upaya KPU untuk melahirkan data pemilih Pilkada Mamuju yang lebih berkualitas lagi," beber Asriani, Kamis 30 Juli 2020. Program talk show pun jadi pilihan utama KPU di sejumlah stasiun radio dan televisi di Mamuju. Komisioner KPU Mamuju divisi perencanaan, data dan informasi itu mengungkapkan, hingga kini, persentase progres Coklit yang dilakukan Petugas Pemutakhuran Data Pemilih (PPDP) se-Kabupaten Mamuju telah menyentuh angka 84 Persen. "Itu data progres terakhir yang kami terima. Bahkan di Kecamatan Tapalang Barat, progres Coklitnya sudah 100 Persen. Publik pun bisa melihat progres Coklit yang dilakukan teman-teman PPDP melalui website resmi KPU Mamuju. Dengan memaksimalkan sosialisasi tahapan ini, kami berharap agenda Coklit data pemilih bisa selesai tepat waktu," pungkas Asriani. Untuk informasi, tahapan pemutakhiran data pemilih Pilkada serentak tahun 2020 ini telah berlangsung sejak 15 Juli 2020 yang lalu. Dan akan berakhir di 13 Agustus tahun 2020 mendatang.

Sebab Hulu yang Bersih untuk Hilir yang Jernih Pula

Dari Ekspedisi Bumi Kalumpang (Bagian II; Selesai) Oleh: Hamdan Dangkang (Ketua KPU Kabupaten Mamuju) Desa Sandapang. Yang aktivitas masyarakatnya sebagian besar sebagai petani. Di sana kami menghabiskan malam. Dinginnya Sandapang kami terobos untuk mensosialisasikan tahapan pemutakhiran data pemilih. Di desa yang jauh dari jangkauan telekomunikasi itu. Kami bersama rekan-rekan Bawaslu Mamuju sama-sama mensosialisasikan tahapan pelaksanaan Pilkada tahun 2020. Kami dengan penyebaran informasi tentang proses Coklit yang sedang berlangsung, Bawaslu dengan forum warga serta pencanangan desa sadar pengawasan. Di aula desa setempat, puluhan warga hadir. Dengan saksama mengikuti materi yang dibawakan secara bergantian, kami dan dari Bawaslu. Mengandalkan penerangan seadanya di aula beralaskan tanah itu, agenda tersebut tuntas sebelum tengah malam. Kami tak langsung beristirahat. Diskusi dengan Kepala Desa Sandapang kami lakoni di rumah pribadi milik Kepala Desa yang juga pernah mengenyam pendidikan di Kampus Tomakaka Mamuju. Bersama Pak Camat dan Danramil, kami banyak mendiskusikan progres pencoklitan yang dilakukan di desa tersebut, di desa yang dingin itu. Dari sana, kami menerima banyak masukan terkait kendala yang dihadapi petugas PPDP kami dalam melaksanakan tugas pencoklitannya. Mulai dari warga yang sulit ditemui di rumah, sampai beberapa kasus seputar kelengkapan administrasi kependudukan masyarakat. Solusi pun kami berikan. Harapannya, agar kualitas data pemilih khususnya di wilayah pelosok itu bisa benar-benar valid. Selebihnya, waktu kami habiskan dengan bermain domino. Maaf Pak Danramil, anda kalah dalam permainan domino ini, hehehehe. Saat matahari mulai menghangatkan badan. Serta segala perlengkapan telah siap, termasuk perut yang sudah terisi, kami pun bergegas. Meninggalkan Desa Sandapang, membawa data progres Coklit yang telah dilakukan PPDP kami di Desa itu. Jika rekan Bawaslu telah menuntaskan segala urusannya di Kecamatan Kalumpang itu, kami tidak. Kami masih harus berkunjung ke dua desa lainnya di bumi to Makki itu. Makanya, tak boleh siang betul kami bergegas. Apalagi cuaca hari itu lumayan mendung. Ini bahaya, sebab jika hujan turun, perjalanan dipastikan bakal kian berat. Tiba di pusat Kecamatan Kalumpang jelang Ashar, kami bergegas ke Desa Kondo Bulo dan Desa Karataun. Jauh berbeda dengan akses yang sebelumnya kami lalui. Kali ini, kendaraan roda empat yang kami tumpangi punya izin untuk melintas di kedua desa tersebut. Bersama teman-teman PPK Kecamatan Kalumpang, kami pun menuju. Sama dengan apa yang kami lakukan sebelumnya. Mengecek progres Coklit, memastikan item-item pendukung bagi PPS dan PPDP telah terdistribusi berikut ketersediaan piranti protokol kesehatan kami lakukan di masing-masing Desa. Jika melihat sekrertariat PPS, kami pasti singgah. Berdiskusi dengan mereka, menanyakan kendala yang dihadapi di masa pencoklitan ini, serta memberi solusinya jadi hal yang wajib kami lakukan. Di Desa Karataun, kami berdiskusi dengan teman-teman PPS dan PPDP setempat di pinggir sungai. Duduk di batu berukuran besar dengan teman-teman PPS dan PPDP, forum diskusi pun berlangsung santai, tak mengurangi level keseriusan kami maupun dari teman-teman itu. Di sana, data progres Coiklit kami terima. Termasuk mendengar keluhan PPS dan PPDP tentang ragam kendala dan persoalan yang mereka temui di lapangan. Kami tentu menawarkan solusi terbaik kepada mereka agar upaya validasi data pemilih untuk Pilkada Mamuju tahun ini bisa berjalan maksimal. Hari mulai gelap, tanda siang berganti malam. Kami pun kembali ke pusat Kecamatan Kalumpang. Tiba di kediaman Ketua PPK Kalumpang, evaluasi dari panjangnya perjalanan kami selama di Kalumpang pun dilakukan. Di ruang tamu berukuran sedang milik Ketua PPK Kalumpang itu proses diskusinya berlangsung. Dari sana, kami mendengar informasi tentang jumlah beberapa bahan pendukung pencoklitan yang ternyata masih kurang. Juga mendengar langsung dari PPK Kalumpang itu ragam kendala yang mereka hadapi di masa pemutakhiran data pemilih ini. Semua kami catat, kami simpan dan akan menjadi bahan evaluasi kami. Seperti aliran sungai Karama, tahap pemutakhiran data pemilih ini merupakan masa yang teraman sangat penting. Ia seperti hulu dari panjangnya proses validasi data pemilih. Saking pentingnya, data pemilih hasil pencermatan yang kami pegang itu mesti kembali dimutakhirkan dengan cara menemui masing-masing warga untuk kemudian dipastikan kebenarannya, dipastikan benar atau tidak yang bersangkutan telah memenuhi perasyaratan untuk didaftar sebagai pemilih. Termasuk poin-poin penting lainnya yang di lapangan dikerjakan oleh teman-teman PPDP itu. Jika hulunya sungai itu telah benar-benar bersih, maka hilir dari panjangnya aliran sungai itu juga akan jernih. Hilir yang dimaksud adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Data pemilih yang di hampir setiap momentum politik selalu salah satu sumber persoalan, bikin ia jadi sangatlah penting. Maka memastikan segala proses di hulu telah berjalan baik adalah hal yang wajib kami lakukan. Di lain sisi, tanggung jawab bersihnya hulu dari penyusunan data pemilih ini tak elok jika semata-mata dibebankan kepada kami di KPU. Diperlukan kepedulian dari segenap lapisan masyarakat untuk paling tidak membantu kerja-kerja penyelenggara Pilkada di semua level dalam hal mensukseskan tahapan ini. Sedikit kepedulian dari anda akan sangat berarti bagi kami. Sebab, apapun hasil dari pesta demokrasi bertajuk Pilkada ini, masyarakat jugalah yang akan menentukannya. Karena itu, mari tunjukkan partisipasi itu dengan memberi kepedulian pada kerja-kerja teman-teman kami di semua tingkatan. Mari dukung dan awasi kami dalam penyelenggaran pemilihan ini untuk menuju Pilkada Mamuju Macoa... Artikel di atas telah terbit di harian Radar Sulbar edisi Rabu, 29 Juli 2020

Populer

Terimakasih Pak Abdullah...